https://www.proz.com/forum/indonesian/88877-tahapan_dalam_menekuni_bisnis_penerjemahan.html

Tahapan dalam Menekuni Bisnis Penerjemahan
Thread poster: Hipyan Nopri
Hipyan Nopri
Hipyan Nopri  Identity Verified
Indonesia
Local time: 17:27
Member (2005)
English to Indonesian
+ ...
Nov 9, 2007

Selamat pagi rekan-rekan penerjemah,

Kali ini saya tertarik untuk berbagi pengalaman mengenai tahapan dalam menekuni bisnis penerjemahan. Yang saya maksud dengan tahapan di sini berkaitan dengan penggunaan perangkat keras dalam melakukan penerjemahan.

Saya sendiri ada empat tahapan yang dilalui:
1. Tulis tangan
2. Mesin Tik
3. Komputer
4. Komputer + Internet

Tulis Tangan
Waktu itu saya baru saja membuat keputusan penting mening
... See more
Selamat pagi rekan-rekan penerjemah,

Kali ini saya tertarik untuk berbagi pengalaman mengenai tahapan dalam menekuni bisnis penerjemahan. Yang saya maksud dengan tahapan di sini berkaitan dengan penggunaan perangkat keras dalam melakukan penerjemahan.

Saya sendiri ada empat tahapan yang dilalui:
1. Tulis tangan
2. Mesin Tik
3. Komputer
4. Komputer + Internet

Tulis Tangan
Waktu itu saya baru saja membuat keputusan penting meninggalkan jurusan teknik elektro, FPTK IKIP Padang karena sudah terbayang jelas di mata perjalanan studi saya bakal jauh lebih parah daripada keadaan yang sudah ada. Dari empat semester yang sudah dilalui, hanya semester pertama saja saya dapat IP 2,45. Tiga semester sisanya IP berkisar dari 0 sampai 1,5.:grin:

Sejak meninggalkan kampus inilah saya mulai mencoba menerjemahkan teks bahasa Inggris berbagai bidang - teknik elektro, pendidikan, pertanian, ekonomi, kedokteran, dan hukum untuk para mahasiswa.

Karena baru pertama kali dan memang selama ini tidak ada bantuan dana dari orang tua, penerjemahan saya lakukan hanya dengan bermodal pena dan kertas HVS. Sejujurnya, saya akui tulisan tangan saya tergolong 'berseni' sehingga pada mulanya orang kesulitan memahami apa yang saya tulis. Namun demikian, karena penerjemahan dengan modal minimal ini saya jalani selama bertahun-tahun, lama-kelamaan tulisan saya semakin bagus dan rapi.

Mesin Tik
Karena pada tahap tulis tangan tarif penerjemahan saya sangat murah (Rp250 per halaman teks sumber yang rata-rata terdiri dari 400 kata), order yang masuk luar biasa banyak. Dari awal semester sampai akhir semester jadwal saya sudah penuh.

Karena setiap kali menulis tangan saya selalu berkeringat dan hal ini jelas sangat merepotkan dan mengganggu, akhirnya uang yang sudah terkumpul saya pakai untuk beli mesin tik. Selamat tinggal tulis tangan.

Komputer
Dengan mesin tik masalah tangan berkeringat dan kertas yang sering jadi basah karenanya dapat diatasi dan penerjemahan juga berlangsung jauh lebih cepat dan rapi.

Sayangnya, timbul masalah baru - kesalahan yang terjadi ketika penerjemahan sudah masuk beberapa halaman mengharuskan kita mengulang pengetikan dari awal lagi. Ini jelas sangat menyita waktu dan menjengkelkan.

Karena itulah, dana yang didapat selama penerjemahan menggunakan mesin tik saya pakai untuk beli komputer Pentium 1.

Komputer + Internet
Waktu saya kuliah lagi di jurusan bahasa Inggris FKIP Universitas Bung Hatta tahun 1999, saya mulai mengenal Internet berkat adanya mata kuliah CALL (Computer Assisted Language Learning) 1 dan 2. Sejak itulah saya mulai bertekad untuk membeli komputer Pentium 4 supaya nanti bisa pasang Internet di rumah.

Karena itu, saya mulai sering ke Warnet untuk belajar Internet dan mencari informasi berkaitan dengan bisnis penerjemahan. Dari Warnet inilah saya mendapat informasi mengenai ProZ.com dan tarif penerjemahan internasional.

Singkat cerita, saya mendaftar sebagai anggota gratis ProZ.com. Setelah mempelajari aturan main dan potensi keuntungan dari anggota berbayar, akhirnya dengan modal keyakinan dan kenekadan saya mendaftar sebagai anggota platinum.

Alhamdulillah, ternyata modal nekad saya tidak sia-sia. Sekitar 2-3 bulan setelah jadi anggota platinum, saya dapat tawaran order penerjemahan internasional pertama dari negeri om Tony. Berkat order pertama ini, uang pendaftaran anggota platinum langsung kembali modal dan saya segera membeli komputer Pentium 4 dan pakai Internet.

Karena Internet dial-up Telkomnet Instant sangat lamban, selanjutnya saya mendaftar untuk berlangganan Broadband Internet Access Telkomnet Speedy.

Demikianlah beberapa tahapan yang saya lalui sebagai seorang penerjemah bebas. Saya ingin mendengar bagaimana pengalaman rekan-rekan.

Salam

Hipyan
Collapse


 
Mulyadi Subali
Mulyadi Subali  Identity Verified
Indonesia
Local time: 17:27
Member
English to Indonesian
+ ...
genesis Nov 9, 2007

in the beginning god created man. then man created cat tools, and it was sooo good!
hehe. sori, can't help it. saya sih mulai serius di penerjemahan setelah pake cat tool.


 
Eka Budiarti
Eka Budiarti  Identity Verified
Indonesia
Local time: 17:27
English to Indonesian
Salut! Nov 9, 2007

Wah, Pak Hipyan luar biasa juga pengalamannya, mulai dari tulis tangan. Salut banget.
Saya sih tidak pernah mengalami era tulis tangan. Dulu pernah pakai mesin tik, tapi itu masih belum profesional alias belum dibayar, cuma menerjemahkan artikel artis-artis dari majalah asing buat iseng-iseng dan majalah sekolah.

Waktu mulai terima bayaran untuk menerjemahkan, untunglah sudah pakai komputer.


 
Ade Indarta
Ade Indarta  Identity Verified
Indonesia
Local time: 17:27
Member (2007)
English to Indonesian
Saya sempat Nov 9, 2007

Saya juga sempat Pak Hipyan, pakai tulisan tangan.he2
Parah juga sih sebenarnya. Soalnya itu udah tahun 2002.:P
Tapi karena mahasiswa dari kampung, jadi belum mampu beli komputer. Waktu itu saya pertama kali menerjemahkan seumur-seumur dan langsung dibayar. Klien saya itu punya rental komputer dekat kos saya yang kebetulan tahu kalau saya mahasiswa sastra inggris. Jadi dia terima order, saya terjemahkan tulis tangan, terus dia yang ketik.

Ade


 
vicksy nurhayati
vicksy nurhayati  Identity Verified
Canada
Local time: 17:27
English to Indonesian
+ ...
tahap bertahap... Nov 9, 2007

pertama kali saya menterjemahkan, saat paman saya yang pns di deperin minta saya bantuin beliau terjemahin laporan tahunan dari ing>indo. waktu itu saya kebetulan tinggal dengan beliau, jadi fasilitas komputer pun tersedia (waktu itu thn 97, dan belum ada program microsoft di komputer itu).

setelah itu, saya mulai kerja di UI, diminta juga bantuin dosen2 bikin tesis, dan terjemahin jurnal2, mulai deh, pake programnya microsoft. komputer gratis, internet juga gratis.

tah
... See more
pertama kali saya menterjemahkan, saat paman saya yang pns di deperin minta saya bantuin beliau terjemahin laporan tahunan dari ing>indo. waktu itu saya kebetulan tinggal dengan beliau, jadi fasilitas komputer pun tersedia (waktu itu thn 97, dan belum ada program microsoft di komputer itu).

setelah itu, saya mulai kerja di UI, diminta juga bantuin dosen2 bikin tesis, dan terjemahin jurnal2, mulai deh, pake programnya microsoft. komputer gratis, internet juga gratis.

tahun 2006, saat cuti melahirkan putra ke-2, saya ikutan kerja freelance di sebuah biro penerjemah (sampe sekarang masih juga sih), dan ternyata berjalan mulus, pake laptop plus internet dial up.

sekarang, tetep laptop, plus koneksi internet 3G. dan lagi berpikir utk mulai pake cat tool, cuma, bo' harganya selangit kalo langsung dapet client yg bisa langsung nutup modal beli cat tool sih oke, kalo gak ? nyengir... hehehe.. (pls share soal ini ya rekans..)

yah, client memang belum sebanyak dan selancar teman2 di proz, yang jauhhhh lebih senior, tapi ya alhamdulillah aja deh ...

salam,

vicksy
Collapse


 
Hikmat Gumilar
Hikmat Gumilar  Identity Verified
Indonesia
Local time: 17:27
Member (2005)
English to Indonesian
+ ...
Era Pager dan Wordstar Nov 9, 2007

Saya mulai nerjemahin secara profesi mulai semester 4 sekitar tahun 94-an, sewaktu di Jatinangor dulu... selain jadi siswa dan kemudian ngajar bahasa Inggris di LIA Bandung waktu itu (sama-sama MUL), saya ngadain kerja sama dengan beberapa jasa foto kopi di deket kampus... saya pesan SPANDUK ukuran 300 cm x 90 cm: MENERIMA TERJEMAHAN INGGRIS-INDONESIA, INDONESIA-INGGRIS, kliennya dulu mahasiswa, saya patok harga Rp. 10,000 per lembar hasil, 2 spasi. Ngetik masih jaman pake Wordstar lalu kemudian... See more
Saya mulai nerjemahin secara profesi mulai semester 4 sekitar tahun 94-an, sewaktu di Jatinangor dulu... selain jadi siswa dan kemudian ngajar bahasa Inggris di LIA Bandung waktu itu (sama-sama MUL), saya ngadain kerja sama dengan beberapa jasa foto kopi di deket kampus... saya pesan SPANDUK ukuran 300 cm x 90 cm: MENERIMA TERJEMAHAN INGGRIS-INDONESIA, INDONESIA-INGGRIS, kliennya dulu mahasiswa, saya patok harga Rp. 10,000 per lembar hasil, 2 spasi. Ngetik masih jaman pake Wordstar lalu kemudian Winword 2 muncul... kalo gak salah.
Modalnya nekad dan PD, at least merasa lebih PD daripada tukang ketik dan terjemahan di kios2 di depan Unpad waktu itu yang sering ngaco terjemahannya.
Kliennya mahasiswa2 juga yang sering dapet tugas dari dosen nerjemahin berlembar2. Atau abstrak skripsi.
Saya ngasih fee 10 persen ke tukang foto kopi atas semua order yang masuk. Hasil saya serahkan ke mereka dan mereka terima uangnya. Lalu saya ambil. Metode komunikasi cuman pake pager waktu itu...
Ada 3 agen foto kopi waktu itu yang saja bekerja sama, satu depan Kampus Unpad Jatinangor, Depan Ikopin dan Di Dipati Ukur...
Lumayan lah waktu itu buat modal pacaran dan beli bensin bolak balik ke Bandung dengan RX King Kesayangan.....
Semuanya ditinggalkan sejak saya lulus.
Those were good old days...

[Diedit pada 2007-11-09 16:11]
Collapse


 
Hipyan Nopri
Hipyan Nopri  Identity Verified
Indonesia
Local time: 17:27
Member (2005)
English to Indonesian
+ ...
TOPIC STARTER
Berbagi Pengalaman Nov 12, 2007

Terima kasih rekan-rekan semua yang sudah meluangkan waktunya untuk berbagi pengalaman.

Teruskan perjuangan

Hipyan


 
Vadasectia
Vadasectia
Indonesia
English
woow Nov 18, 2007

Salut untuk perjuangan Mas Hipyan nopri.. sepertinya sudah sangat mencintai seni terjemahan..

Saya benar-benar kagum akan perjuangannya, dari tulis tangan sampai ke komputer.. Mengapa saya yang sudah dilengkapi komputer malas nerjemahin..?

Saya tidak buka jasa terjemahan untuk profesi, tapi dari mulut-ke-mulut, kadang2 saya dapat job..

Saya pertama dapat paper untuk diterjemahkan, kelas 1 SMA
... See more
Salut untuk perjuangan Mas Hipyan nopri.. sepertinya sudah sangat mencintai seni terjemahan..

Saya benar-benar kagum akan perjuangannya, dari tulis tangan sampai ke komputer.. Mengapa saya yang sudah dilengkapi komputer malas nerjemahin..?

Saya tidak buka jasa terjemahan untuk profesi, tapi dari mulut-ke-mulut, kadang2 saya dapat job..

Saya pertama dapat paper untuk diterjemahkan, kelas 1 SMA, waktu itu punya mahasiswa ekonomi. Aduuuh... agak susah juga, dengan wawasan anak 1 SMA, harus memahami bacaan mahasiswa gitu, ditambah lagi saya orang IPA, it means saya enggak pernah mendalami ekonomi..

Bahasa asing selain Inggris, pertama kali, kelas 1 SMA juga, terjemahin textbook biology sel dari bahasa italia ke Indonesia.. Agak susah, tapi cukup menyenangkan karena saya juga suka bidangnya..

Saya baru sadar kalau penerjemah itu harus berwawasan luas.. Pernah dapet terjemahan B.Inggris S3 tentang filsafat gitu.. Dah gitu, waktunya mepet banget, saya kan masih kelas 3 SMA, masih harus belajar, tapi terganggu oleh terjemahan-terjemahan, saya sampai gave up waktu belajar saya untuk nyelesaiin pesenan, padahal besoknya ulangan.. Saya gak tidur, dan besoknya ambruk di sekolah..

Aaaaahhhhh bener2 horrorrrr..! Sejak itu saya trauma nerjemahin dan gak mau nerjemahin lagi..

Memang niatnya saya enggak mau jadi penerjemah. Sebagai profesi. Kalau untuk bantu-bantu teman sekedarnya, mungkin gpp.

Tapi saya ketemu Proz ini gak sengaja di internet, pas browsing, dan melihat dunia terjemahan itu asyik juga ya..
Tapi jujur saya belum siap, karena saya masih SMA, wawasan belum luas, belum kuliah, belum punya credibility as a translator, selain promosi mulut-ke-mulut..

Jadi malu sama teman-teman yang berjuang keras untuk menjadi penerjemah handal..
Collapse


 


There is no moderator assigned specifically to this forum.
To report site rules violations or get help, please contact site staff »


Tahapan dalam Menekuni Bisnis Penerjemahan






TM-Town
Manage your TMs and Terms ... and boost your translation business

Are you ready for something fresh in the industry? TM-Town is a unique new site for you -- the freelance translator -- to store, manage and share translation memories (TMs) and glossaries...and potentially meet new clients on the basis of your prior work.

More info »
Trados Studio 2022 Freelance
The leading translation software used by over 270,000 translators.

Designed with your feedback in mind, Trados Studio 2022 delivers an unrivalled, powerful desktop and cloud solution, empowering you to work in the most efficient and cost-effective way.

More info »