This site uses cookies.
Some of these cookies are essential to the operation of the site,
while others help to improve your experience by providing insights into how the site is being used.
For more information, please see the ProZ.com privacy policy.
This person has a SecurePRO™ card. Because this person is not a ProZ.com Plus subscriber, to view his or her SecurePRO™ card you must be a ProZ.com Business member or Plus subscriber.
Affiliations
This person is not affiliated with any business or Blue Board record at ProZ.com.
English to Indonesian: Foreword (from The Dream Manager by Matthew Kelly)
Source text - English Foreword
The most powerful ideas are almost always the simple ones. And so often, they come from unlikely sources. Matthew Kelly’s The Dream Manager is a testament to both of these axioms.
As long as organizations have existed, leaders have been looking for ways to inspire workers and keep them from leaving for imagined greener pastures. But during the past thirty years, as fewer and fewer people cling to the notion of staying with the same company for their entire careers, concerns about inspiring and retaining employees have grown rapidly. Today, with the increasing shortage of skilled labor in the job market – and the unprecedented leverage that it has given employees – the search for an effective solution to the retention problem has become nothing short of an obsession in the corporate world. And for good reason.
Executives today realize that the cost of losing good people is no longer limited to higher recruiting and retraining expenses; it is a recipe for failure. Even the most cynical manager will admit that one of the most important competitive advantages a company can have is the ability to keep and motivate the human capital that is in such short supply.
Unfortunately, managers and human resources professionals have traditionally focused most of their attention on levers like compensation and benefits. They’ve raised salaries, increased bonuses, awarded stock options, increased vacation time, and let people bring their pets to work - with limited success, at best. In those cases where a company has been able to successfully use one of these tools to coax an unfulfilled employee into staying, they usually find that the solution is only a temporary – and costly – one.
The truth is, few people – if any - work for money alone. Sure, we all need money, and we certainly factor it into our decisions about a given job. But when it comes to inspiring people and creating the kind of environment where employees laugh at the notion of leaving their company, there is something far more powerful – and less expensive – that companies have largely overlooked.
Until now.
As you read this book, you’ll probably have the same reaction I did. “Why hasn’t someone already figured this out? It’s so obvious in hindsight!” And that is the sign of a truly ingenious idea.
And the real beauty of Matthew Kelly’s breakthrough is that it is one of those rare discoveries that is as beneficial for employees as it is for a company’s bottom line. It’s like discovering a cheap and powerful new source of fuel that is also good for the environment!
The one sad thing about Matthew’s idea – although, I suppose from a competitive standpoint it might be a good thing – is that some managers will probably dismiss his theory. They might say, “Give me a break. That’s the simplest idea I’ve ever heard.” Or they’ll think, “Who is this Matthew Kelly guy, anyway? He’s not a business or management expert I’ve ever heard of.”
My response to both of those objections is, “Exactly!”
Patrick Lencioni
Author of The Five Dysfunctions of a Team
Translation - Indonesian Prakata
Ide yang paling hebat hampir selalu datang dari hal yang sederhana. Seringkali ide tersebut pun datang dari sumber yang tidak terduga. Buku Manajer Mimpi karya Matthew Kelly adalah bukti nyata dari kedua prinsip ini.
Semenjak organisasi itu ada, para pemimpin telah mencari cara untuk menginspirasi para pekerja dan menjaga agar mereka tidak mencari penghidupan yang lebih baik di tempat lain. Namun, selama tiga puluh tahun terakhir, ketika semakin hari semakin sedikit orang yang memiliki pemikiran untuk bertahan pada satu perusahaan sepanjang masa karier mereka, perhatian tentang cara menginspirasi dan memelihara karyawan telah tumbuh dengan pesat. Sekarang ini, dengan berkurangnya tenaga ahli di pasar tenaga kerja—dan penghargaan kepada karyawan yang tidak seimbang—pencarian solusi yang lebih efektif atas masalah pemeliharaan karyawan telah menjadi topik yang tidak lebih dari sebuah obsesi perusahaan untuk alasan yang tepat.
Saat ini, para eksekutif menyadari bahwa kerugian akibat kehilangan pekerja yang baik tidak lagi terbatas pada biaya perekrutan dan pelatihan yang bertambah; hal itu juga membawa kegagalan. Bahkan, manajer yang bersikap sinis sekalipun akan mengakui bahwa salah satu hal terpenting yang menjadi keuntungan kompetitif perusahaan adalah kemampuan untuk memelihara dan memotivasi sumber daya manusia yang terbatas.
Sayangnya, para manajer serta profesional sumber daya manusia memiliki tradisi untuk memfokuskan sebagian besar perhatian mereka pada penyemangat kerja seperti upah dan keuntungan. Mereka menaikkan gaji, meningkatkan bonus, memberikan kepemilikan saham, memperbanyak waktu libur, dan membiarkan para pekerja membawa binatang peliharaan mereka ketika bekerja—yang nyatanya tidak cukup berhasil. Pada kasus demikian, meskipun perusahaan telah berhasil menggunakan salah satu cara tersebut untuk membujuk pegawai yang merasa tidak puas untuk bertahan, mereka seringkali menemukan bahwa solusi tersebut hanyalah bersifat sementara serta mengeluarkan banyak biaya.
Pada kenyataannya, hampir tidak ada orang yang bekerja hanya semata-mata demi uang. Tentu saja, kita semua membutuhkan uang, dan kita pasti memasukkan faktor tersebut pada keputusan kita dalam mengambil suatu pekerjaan. Namun, ketika sampai pada cara untuk menginspirasi orang dan menciptakan lingkungan tertentu yang membuat para karyawan melupakan ide untuk meninggalkan perusahaan mereka, ada hal lain yang jauh lebih berpengaruh—dan tidak mahal—yang tidak berhasil dilihat oleh perusahaan secara keseluruhan, sampai saat ini.
Ketika Anda membaca buku ini, Anda mungkin akan memiliki reaksi yang sama dengan saya, “Mengapa hal ini tidak terpikirkan oleh satu orang pun? Ini merupakan tinjauan yang sangat nyata!” Dan hal ini merupakan sebuah ciri dari ide yang benar-benar jenius.
Keindahan dari terobosan yang dihadirkan Matthew Kelly adalah bahwa hal ini merupakan salah satu penemuan langka yang memberi keuntungan baik bagi karyawan maupun perusahaan secara mendasar. Hal ini ibarat menemukan sumber bahan bakar baru yang murah dan bertenaga serta ramah lingkungan.
Satu hal yang menyedihkan dari ide Matthew—meskipun dari sudut kompetitif saya kira merupakan hal yang bagus—adalah bahwa beberapa manajer mungkin akan menolak teorinya. Mereka mungkin akan berkata, “Yang benar saja. Itu merupakan ide terdangkal yang pernah saya dengar.” Atau mereka akan berpikir, “Siapa sih sebenarnya Matthew Kelly ini? Dia bukanlah ahli di bidang bisnis dan manajemen yang pernah saya dengar.”
Respon saya dari kedua keberatan itu adalah, “Tepat sekali!”
Patrick Lencioni
Penulis The Five Dysfuntions of a Team
More
Less
Experience
Years of experience: 21. Registered at ProZ.com: Jun 2007.
I am 27 years old and a graduate from The University of Indonesia (UI)—majoring in Humanities Science, with the specialty in English Literature (with the last GPA 3.03). I am fluent in English (both oral and written), and have excellent computer skills.
I am a hard working woman, and a very self-motivated person. In addition, I have challenged the work environment by working as an Editor and Translator for years. Furthermore, I used to do some research to write academic writings—both in Bahasa Indonesia and English; also non-academic writings, such as short stories and poetry. These experiences make me easy to translate, edit and evaluate both Indonesian and English writings.
Keywords: english indonesian translator, indonesian english translator, freelance translator, freelance writer, freelance editor, english writer, high quality writer
Portfolio